Anjas Asmara dan Ira Delvina terpilih mewakili Lampung dalam Pemilihan Putra-Putri Duta Bahasa Tingkat Nasional di Jakarta pada 22 Oktober mendatang. Sejumlah persiapan mereka lakukan setelah terpilih di tingkat provinsi, Senin (18/10).
Laporan M. Syaiful Amri, BANDARLAMPUNG
NAMA Anjas Asmara dan Ira Delvina memang menjadi kandidat kuat untuk menjadi Duta Bahasa Lampung. Begitu juga saat pemilihan yang dilakukan di Raflesia Room Hotel Sheraton, Senin (18/10).
Ternyata benar, akumulasi penilaian empat juri, yakni Drs. Muhammad Muis, M.Hum., Dr. Sudirman A.M. (akademisi), Drs. Baihaqqi, M.M. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung), serta Ade Yunarso, S.E. (Radar Lampung), memberikan nilai tertinggi kepada Anjas dengan total 975. Sementara Ira berhasil mengantongi nilai total 963.
Tempat kedua diraih Sabila Zasarosa dan Aan Kurniawan yang sama-sama mengantongi total 929. Sedangkan urutan ketiga Larasati Elhaki (912) dan Arif Ariwibowo (928).
Anjas mengaku terkejut saat dirinya terpilih sebagai duta bahasa mewakili Lampung pada pemilihan tingkat nasional.
’’Bahagia banget ya. Nggak nyangka awalnya. Saya sendiri menyadari persaingannya ketat dan rata-rata peserta memiliki kemampuan yang baik,” aku pemuda kelahiran 26 Februari 1987 itu.
Pemenang Favorit Muli-Mekhanai Lampung 2010 yang tercatat sebagai mahasiswa S-2 Magister Manajemen Universitas Lampung itu berjanji mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik menjelang even tingkat nasional.
’’Tidak hanya memperdalam bahasa Lampung. Saya juga akan memperdalam bahasa Inggris dan pengetahuan umum lainnya,” terang warga Branti Raya, Natar, Lampung Selatan, itu.
Ira Delvina menyatakan hal serupa. Wanita kelahiran 13 Oktober 1989 itu berjanji mengharumkan nama Lampung pada jenjang nasional.
’’Ini kepercayaan yang tak ternilai. Saya berjanji tak akan membuang kesempatan yang baik ini untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Mohon doa dan dukungannya ya,” ujar peraih juara I Amazing Race National Accounting Olympiad Universitas Gadjah Mada 2010 tersebut.
Boleh dibilang, Ira memang layak mendapatkan tempat terhormat itu. Wanita yang tinggal di kompleks Polri Rajabasa, Bandarlampung, ini cukup matang dalam menjawab beberapa pertanyaan panelis.
Maklum saja, ia sudah teruji pada even-even tingkat provinsi. Salah satu penghargaan yang ia raih adalah juara 1 Muli Provinsi Lampung pada 2009.
’’Ya, persiapan tentu akan lebih dalam. Selain mematangkan bahasa daerah, juga bahasa Inggris. Pengetahuan umum juga nggak ketinggalan,” kata Ira.
Di bagian lain, Drs. Baihaqqi dari Disbudpar Provinsi Lampung mengatakan, secara umum, penyelenggaraan memang sudah baik. Antusiasme masyarakat termasuk kemampuan peserta merata.
Namun dari sisi waktu penyelenggaraan, ke depan ia mengharapkan limit waktu seleksi diperpanjang. Dengan begitu, peserta memiliki kesempatan untuk memperdalam materi yang akan diujikan.
Panitia Pemilihan Duta Bahasa Evi Maha Kasti, S.Pd. menjelaskan, kegiatan yang didukung sepenuhnya Radar Lampung, 9 Ratu Club, Teknokrat, Rosa Kalista, Optik Modern, dan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung itu berlangsung cukup ketat.
Proses pendaftaran dan seleksi berkas peserta dilakukan sejak 15 Agustus-10 Oktober. Pada saat itu, peserta yang terdata sebanyak 150 orang. Pada 11 Oktober dilakukan tahap penjaringan, sampai tes wawancara yang digelar 14 Oktober lalu.
’’Nah 30 peserta pria dan wanita atau 15 pasang inilah yang berhak mengikuti malam final,” terang Evi mendampingi Ninawati Syahrul, ketua panitia.
Selain trofi, piagam, dan hadiah dari sponsor, juga mendapatkan uang tunai sebesar Rp3 juta untuk juara pertama, Rp2 juta buat peringkat kedua, Rp1,5 juta untuk posisi ketiga, dan Rp1,4 juta bagi juara harapan satu. (c1/ais)
Sumber: Radar Lampung, 22 Oktober 2010
0 komentar:
Posting Komentar